Fitch Mengafirmasi Peringkat XL di 'BBB'/'AAA(idn)'
Peringkat nasional di kategori 'AAA' menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan Fitch pada skala peringkat nasional untuk Indonesia. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau surat utang dengan ekspektasi resiko gagal bayar yang terendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.
FAKTOR-FAKTOR PENGGERAK PERINGKAT
Dukungan Dari Axiata: Peringkat 'BBB' dari XL dihubungkan erat dengan profil kredit dari 66,5% induk perusahaan Axiata Group Berhad (Axiata). Fitch memeringkat XL dengan pendekatan top-down berdasarkan kriteria 'parent and subsidiary rating', dikarenakan kepentingan strategis dan finansial XL terhadap induk perusahaannya. XL adalah anak perusahaan Axiata yang memiliki pertumbuhan paling cepat dan berkontribusi terhadap 35% dan 34% dari pendapatan dan EBITDA selama sembilan bulan yang berakhir di September 2014.
Fitch berpendapat bahwa Axiata memiliki kemuan dan kemampuan untuk mendukung XL jika dibutuhkan, dikarenakan skala XL dan persamaan dalam nama. Axiata secara historis telah menunjukkan dukungan terhadap XL, di mana terakhir dengan pinjaman sebesar USD500 juta kepada XL untuk membiayai sebagian dari IDR10trilyun akuisisi PT Axis Telecom (Axis).
Leverage 2015 Akan Membaik: Funds flow from operations (FFO)-adjusted net leverage dari XL di 2015 akan membaik ke sekitar 3,0x dari 3,5x di akhir 2014 dikarenakan diterimanya dana IDR5,6trilyun (USD467juta) dari penjualan 3.500 menara dan IDR1,1trilyun dari penjualan saham treasuri. XL kemungkinan akan menggunakan kas untuk membayar sebagian dari IDR30trilyun hutang perusahaan. Leverage dari XL memburuk menjadi 3,5x di 2014 karena pembelian 95% Axis.
Monetisasi Menara: Transaksi sales and lease back 3.500 menara antara XL dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (STP) merupakan kredit positif karena kas yang diperoleh melebihi dampak dari komitmen sewa yang serupa hutang kepada STP dan pendapatan yang hilang dari kolokasi. XL akan diuntungkan oleh biaya sewa yang dibawah harga pasar sebesar IDR10juta per menara per bulan. Fitch berpendapat bahwa XL kemungkinan akan memonetisasi 6.500 menara yang tersisa diantara 2015-16 untuk mengurangi tingkat utangnya.
Pertumbuhan Single Digit: Fitch memperkirakan bahwa pendapatan dari XL di 2015 akan bertumbuh di tengah single digit seiring dengan bertumbuhnya industri, didorong oleh layanan data yang bertumbuh cepat karena meningkatnya ketersediaan dari smartphones murah. Marjin operating EBITDAR dari XL akan tetap berada di sekitar 40% di 2015-2016 karena layanan data yang memiliki marjin lebih rendah akan mensubstitusi layanan suara dan teks yang lebih menguntungkan selagi tarif layanan data tetap rendah. Tetapi, Fitch memperkirakan bahwa tingkat keuntungan XL akan mendapat benefit dari penghematan biaya operasional dari akuisisi Axis karena duplikasi dari biaya infrastruktur akan dieliminasi.
Selama tahun 2013-14, persaingan harga pada segmen data berakibat terhadap EBITDA marjin dari segmen tersebut mencapai 15%-20% - jauh lebih rendah dari keuntungan tradisional suara dan teks di atas 40%. Tarif data turun secara bertahap karena operator telekomunikasi mengutamakan promosi penggunaan internet dari pada keuntungan. Tarif data rata-rata dari XL per megabyte turun ke IDR40 di 2014 dari IDR70 setahun sebelumnya.
FCF Negatif di 2015: Free cash flow (FCF) dari XL kemungkinan akan negatif di 2015 karena FFO dari perusahaan sebesar IDR7trn akan hanya cukup untuk membiayai target belanja modal sekitar IDR7trilyun untuk mengembangkan jangkauan dan kapasitas dari jaringan 3G dan juga jaringan fiber optic. Tetapi, Fitch memperkirakan FCF akan positif di 2016 karena penghematan belanja modal akan diperoleh dari akuisisi Axis. Belanja modal yang berhubungan dengan data dari XL akan menurun karena perusahaan berinvestasi lebih dulu daripada pesaingnya. Fitch memperkirakan XL akan tetap melakukan kebijakan pembayaran dividen sebesar 30%.
Kompetisi Data Akan Membaik: Fitch memperkirakan bahwa persaingan data yang intens akan memaksa operator yang kecil dan tidak menghasilkan keuntungan untuk mempertimbangkan keluar dari pasar, yang nantinya akan mengurangi jumlah operator menjadi empat dari enam, dan berakibat kepada tarif data yang lebih stabil. Operator code division multiple access (CDMA) telah berkonsolidasi di 2014 dengan PT Smartfren Telecom Tbk (CCC(idn)) menjadi satu-satunya operator CDMA sementara divisi Flexi dari PT Telekomunikasi Indonesia TBk (BBB-/Stabil) dan PT Bakrie Teleom TBk telah menghentikan operasi CDMA mereka.
SENSITIVITAS PERINGKAT
Positif: Perkembangan di masa depan yang mungkin, secara individu maupun kolektif menaikkan peringkat antara lain:
- kenaikan dari pandangan Fitch terhadap profil kredit dari Axiata akan memberikan dampak positif terhadap peringkat internasional XL. Tetapi, kenaikan dari Peringkat Mata Uang Asing IDR akan bergantung terhadap kenaikan dari Country Ceiling Indonesia. Peringkat Mata Uang Asing IDR dari XL berada pada level yang sama dengan Country Ceiling pada saat ini.
Negatif: Perkembangan di masa depan yang mungkin, secara individu maupun kolektif menurunkan peringkat antara lain:
- penurunan dari Country Ceiling Indonesia yang akan menyebabkan diturunkannya Peringkat Mata Uang Asing IDR dari XL
- melemahnya hubungan dengan Axiata
- penurunan dari pandangan Fitch terhadap profil kredit Axiata
Комментарии